top of page
  • Writer's pictureAdmin

Hati-Hati Dalam Mengoprasikan Genset Jika Tidak Ingin Celaka Seperti ini

Bulan November 2018 lalu, kebakaran besar terjadi di daerah Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kebakaran yang terjadi pada pukul 12.16 WITA itu meluluh lantakkan sebuah rumah makan yang bernama Lesehan 7 Februari serta tempat tinggal pemiliknya.

Sebelum api merambat dan menjadi besar, banyak pengunjung yang datang untuk makan di tempat tersebut, namun tiba-tiba dari arah dapur api sudah menjalar dan merangsek ke langit-langit. Api cepat membesar dan merembet ke mana-mana lantaran bangunan rumah makan tersebut sebagian besar terbuat dari kayu. Untung saja karena bagian belakang rumah sakit adalah beton tinggi, maka api tidak sempat menjalar ke bangunan lainnya.




Hj Rasidah selaku pemilik rumah makan sendiri pada saat kejadian sedang tidak berada di tempat. Dia mengetahui tempat usahanya terbakar setelah mendapatkan informasi via telepon dari anaknya. Dikarenakan hal itu, maka dengan cepat Hj Rasidah pulang dan sudah mendapati api sudah menyelimuti tempat usahanya.

Selain dikarenakan mayoritas bangunan terbuat dari kayu, satu unit mobil pemadam kebakaran yang diturunkan pertama kali mengalami masalah mesin lalu mogok, dikarenakan hal itu, akhirnya mobil kedua dikirimkan. Sayangnya, api sudah terlalu besar untuk dijinakkan ketika mobil pemadam kebakaran kedua datang.

Tidak ada yang berhasil diselamatkan dalam kejadian kebakaran tersebut. Semua bangunan, barang-barang berharga, termasuk juga dengan peralatan rumah makan ludes dan habis terbakar. Walaupun sempat menangis karena melihat apa yang telah dirintisnya selama ini musnah, Hj Rasidah merasa cukup lega karena anaknya yang menjaga warung dan kedua pegawainya selamat tanpa mengalami sesuatu yang mengkhawatirkan.

Dari penjelasan anaknya, awal mula kejadian adalah ketika banyak pengunjung yang datang dan memesan ikan bakar. Agar pesanan cepat tersedia, maka dia berinisiatif membantu para pegawainya untuk membakarkan ikan.

Di saat yang sama, di daerah tersebut sedang alami pemadaman listrik dan agar proses pembakaran ikan menggunakan kipas angin cepat selesai, maka genset dihidupkan sebagai penghasil sumber energi listrik alternatif.

Genset itu sendiri terletak di bagian belakang rumah. Namun di saat sedang heboh membakar ikan, anak Hj Rasidah melihat ada api di daerah genset berada, lantas dia melihat untuk memastikannya. Betapa terkejutnya dia karena ternyata genset tersebut sudah diselimuti api dan terus membesar baranya. Sontak saja semua berlarian keluar untuk menyelamatkan diri.

Hj Rasidah sendiri mengatakan bahwa kerugian diperkirakan mencapai Rp300 juta atau bahkan lebih. Hitung-hitungan tersebut pun hanya didasarkan pada barang-barang yang ada di dalam warung dan rumah saja, belum termasuk bangunannya yang ikut ludes terbakar.

Memang bukan kali pertama seperti itu saja ada kejadian mesin genset meledak dan menimbulkan kebakaran. Ada kejadian serupa yang telah terjadi berulang kali di banyak tempat sejauh ini. Sebenarnya, jika ingin terhindar dari masalah tersebut kuncinya adalah selalu memeriksa kondisi dari mesin genset yang akan atau sudah selesai digunakan.

Hal itu dikarenakan mesin genset terdiri dari berbagai macam komponen yang mana berbahan bakar minyak dan mudah sekali terbakar. Dan jika bagian dalamnya kotor, maka tidak menutup kemungkinan terjadi konsleting dan sejenisnya yang dapat mematik terjadinya bunga api dan kemudian merembet menjadi api yang besar.

Selain itu, dikarenakan genset dapat mengeluarkan panas, maka disarankan untuk menjauhkannya dari benda-benda yang mudah terbakar, seperti tumpukan kertas, kardus atau juga kayu. Walaupun memiliki sisi bahayanya, namun tetap saja mesin genset adalah sumber daya listrik alternatif terbaik yang wajib dimiliki dan dapat digunakan ketika terjadi pemadaman. Dan untuk membeli mesin genset, contohnya saja genset Perkins, maka Powerline genset adalah tempat yang tepat. Hal itu dikarenakan di Powerline, genset murah Perkins dapat diperoleh.

5 views0 comments
bottom of page